Sabtu, 30 Mei 2015


Bismillah,

Kali ini kita masih membahas tentang makgi atau tangkisan, karena memang teknik makgi adalah teknik yang paling banyak dalam poomsae, terdapat puluhan teknik makgi dalam poomsae yang dimulai dari Il Jang sampai Il Yeo. 

Hecho makgi dalam poomsae, dibagi dalam beberapa variasi yaitu antara lain arae hecho makgi, momtong hecho makgi, sonnal arae hecho makki. Dalam gambar di atas, arae hecho makgi terdapat pada taegeuk 6, yook jang. beberapa poin yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut 


1. Jika kuda-kudanya adalah kuda-kuda paralel seperti naranhi seogi dan juchum seogi maka akhir dari kedua tangan berhenti di samping badan. Sementara jika kuda-kudanya bukan kuda-kuda paralel, semisal kuda-kuda beom seogi seperti yang terdapat pada taebaek poomsae, maka kedua tangan berhenti sejajar simpul sabuk, sedikit di depan pinggang bukan sejajar pinggang atau di samping pinggang.
2. Dalam taegeuk 6, pada poom ke 10, tangan kiri "membungkus" tangan kanan, sementara dalam keumgang, pada poom ke 13 dan 23,  tangan yang "membungkus" sesuai atau sama dengan kaki yang bergerak.
3.  Untuk arae hecho makgi, dilakukan dengan perlahan dengan batas waktu maksimal 5 detik. 


4. Untuk momtong hecho makgi seperti yang ada pada poom ke 14 dan 17 taegeuk 7, dilakukan dengan cepat, dan sama seperti arae hecho makgi, tangan yang "membungkus" adalah tangan yang sejajar dengan kaki depan kuda-kuda. Sepert gambar di atas, jika kaki kanan yang di depan, maka tangan kanan yang membungkus tangan kiri. 
5. Seperti umumnya batasan momtong makgi, maka akhir dari gerakannya berhenti sejajar dengan bahu. 
6. Dan kedua tangan berhenti tepat di sisi badan, tidak boleh sampai keluar dari sisi badan atau melebar.

berikut videonya 


7. Jika gerakan yang dilakukan melewati batasan-batasan yang ditetapkan dari video dan poin-poin penilaian diatas, maka akan berakibat pengurangan nilai 0,1 sampai 0,3. 

Terimakasih. 

Jumat, 29 Mei 2015

Bakkat Makki


Bismillah,

Semangat pagi taekwondoin semua.
Sekarang kita bahas mengenai Bakkat Makgi, teknik tangkisan ini terdiri dari banyak variasi yaitu antara lain seperti gambar di atas momtong Bakkat makgi.

Pada gambar pertama bisa kita lihat awalan lintasan teknik adalah melewati pinggang, lalu ke iga kemudian melewati bahu. Kemudian setelah tangan yang akan menangkis melewati bahu, maka dengan serentak tangan yang tidak menangkis, assisting hand, disentakkan ke belakang seperti layaknya hendak menyikut (gambar ke dua). Dan yang terakhir adalah ujung dari lintasan tangan yang menangkis berhenti sejajar dengan paha kuda-kuda. 












Pada gambar berikutnya kita lihat variasi dari teknik bakkat makgi, yaitu olgul bakkat makgi (gambar ke dua). Jika pada gambar paling atas adalah momtong bakkat makgi, tangan yang menangkis berhenti di tengah badan atau biasa di sebut area myeong chi, sementara pada gambar berikutnya kita lihat tangan yang menanngkis berhenti di area kepala sesuai namanya olgul bakkat makgi.



Variasi berikutnya sudah pernah kita bahas, yaitu Sonnal bakkat makgi, tetapi lebih sering disebut tanpa menyebut "bakkat"nya yaitu sonnal momtong makgi. 

Berikut beberapa video yang bisa dijadikan contoh untuk latihan di rumah atau di dojang.


Pada detik ke 17 bisa dilihat cara melakukan teknik kodureo momtong bakkat makgi, yaitu teknik variasi lain dari bakkat makgi yang ada pada taegeuk 8, atau Pal Jang di poom pertama. Cara pengambilan dan melatihnya sama dengan cara pengambilan sonnal momtong makgi seperti yang telah saya bahas sebelumnya, hanya saja perbedaannya adalah tangan yang dikepal, sementara sonnal bakkat makgi telapak tangannya terbuka. 


Dalam video berikut adalah cara melatih olgul bakkat makgi.


Video ketiga ini adalah tentang teknik dasarnya, yaitu momtong bakkat makgi


video ke empat adalah Momtong kodureo bakkat makgi 



Dan yang terakhir adalah variasi dari bakkat makgi, yaitu sonbada kodureo momtong bakkat makgi, teknik ini keluar pada poomsae Sip Jin poom ke dua. 

catatan, pengurangan minor sebesar 0,1 atau major sebesar 0,3 akan terjadi jika melanggar kaidah-kaidah dan batasan yang telah diberikan lewat gambar-gambar serta lima video di atas. silakan disimak.

Terimakasih


Bismillah, 
Selamat siang.

Siang ini kita bahas mengenai Otgoreo makgi, atau cross block atau tangkisan silang. Teknik makgi ini sangat spesifik dan hanya muncul di taegeuk 7 atau chil jang serta Il Yeo. Otgoreo Makgi dibagi dua arah yaitu otgoreo arae makgi dan otgoreo olgul makgi, serta otgoreo makgi dan sonnal otgoreo makgi. 

Dalam taegeuk 7, otgoreo arae makgi, seperti bisa dilihat pada video di atas poin-poin yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut 
1. Awal pengambilan gerakan menangkis dari pinggang atau sabuk. 
2. Karena tangan bersilangan, maka tangan yang berada di atas adalah tangan yang berlawanan arah dengan kaki atau kuda-kuda. Contoh dalam poom 17 dan 21 di taegeuk 7, jika apkubi kanan (oreun apkubi) maka tangan kiri ada di atas tangan kanan, begitu juga sebaliknya.
3. Jarak antara kepalan tangan kanan dengan tangan kiri teroisah selebar satu kepalan tangan. 
4. Tidak seperti arae makgi yang berhenti di atas paha kuda-kuda, otgoreo arae makgi berhenti tepat di tengah-tegah badan atau pusat. 
5. Semua gerakan yang melanggar kaidah-kaidah di atas dapat berakibat pengurangan poin sebesar 0,1 sampai 0,3.

Variasi lainnya dari otgoreo makgi dapat dilihat pada video berikut ini. Sengaja saya tidak bahas secara mendetail, karena il yeo, poomsae wajib pemegang DAN 9 sangat jarang di praktikkan serta saya masih belum punya keberanian untuk membahasnya lebih panjang. 


Silakan disimak, semoga bermanfaat.

Kamis, 28 Mei 2015

Sonnal Makki.


Bismillah,
Selamat pagi Taekwondoin.
Kali ini kita bahas mengenai Sonnal Makki, baik itu sonnal arae makgi atau sonnal momtong makgi. Pertama mari kita bahas Sonnal Arae Makgi atau bisa dterjemahkan "teknik menangkis dengan pisau tangan ke arah bawah badan"
Seperti yang bisa dilihat pada video di atas, pada sonnal arae makgi, tangan yang hendak menangkis diletakkan di bahu seperti letaknya kepalan tangan saat akan melakukan arae makgi. Hanya saja, karena bagian tangan yang dipakai adalah sonnal atau pisau tangan, maka pada sonnal arae makgi telapak tangan dibuka dan menghadap ke atas.

Sementara tangan yang tidak menangkis diletakkan jauh di belakang badan sejajar lurus dengan bahu. Ada dua style atau gaya dalam melakukan sonnal arae makgi ataupu sonnal momtong makgi, yang pertama seperti yang ada dalam video di atas, yaitu assisting hand atau tangan yang tidak menangkis posisinya diletakkan LURUS sejajar bahu. Sementara ada style yang lain yang meletakkan tangan yang tidak menangkis tidak lurus tapi dibengkokkan seperti huruf V. Kedua style ini tidak ada yang bisa disalahkan selama memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut

1. Tangan yang menangkis awal pengambilannya dimulai dari bahu 
2. Telapak tangan yang menangkis menghadap ke atas
3. Akhir dari gerakan tangan yang menankis adalah di atas paha kuda-kuda dengan jarak dua kepal atau satu jengkal dari paha.
4. Tangan yang tidak menangkis/assisting hand, awal mula pengambilannya adalah di belakang badan sejajar bahu 
5. Akhir dari tangan yang tidak menangkis adalah di dada dengan letak palmok tepat di bawah keah segitiga dobok yang dipakai.

Untuk lebih jelasnya kita lihat video berikut 


Berikutnya adalah sonnal momtong makgi. 
Sonnal momtong makgi sama seperti sonnal arae makgi, hanya saja letak akhir tangan yang menangkis ada di tengah badan dan sejajar dengan kuda-kuda. Sonnal momtong makgi bisa juga disebut sebagai sonnal momtong bakkat makgi. Hampir semua hal yang perlu diperhatikan dalam sonnal momtong makgi adalah identik dengan sonnal arae makgi. Poin-poin yang sudah dijelaskan diatas semua sama kecuali untuk awal pengambilan tangan yang menangkis dan akhir gerakannya.

Awalan sonnal momtong makgi adalah dari pinggang, ke iga lalu naik ke bahu kemudia berakhir di depan badan atau momtong, sejajar dengan kuda-kuda. Ujung jari tangan yang menangkis harus sejajar dengan bahu, jikalebih rendah atau malah lebih tinggi dari bahu akan mengurangi penilaian akurasi gerakan dari 0,1 sampai 0,3.

Berikut video panduannya.


 
  


Bismillah,

Kembali kita bahasa Makgi atau tangkisan yang ada dalam poomsae Taekwondo. Kali ini kita bahas Batangson Momtong Makki. Pertama kita harus definisikan terlebih dahulu, bagian tubuh yang manakah yang disebut batangson? 

Nah, dalam gambar di ata dapat kita ketahui jawabannya bahwa yang dinamakan batangson BUKAN TELAPAK TANGAN secara keseluruhan, tetapi bagian paling bawah dari telapak tangan yang berada dekat dengan ibu jari. Sekali lagi, bukan telapak tangan, karena telapak tangan dalam terminologi Korea disebut sonbada, bukan batangson.

Dalam video di atas saya berikan cara melatih batangson momtong makgi dengan baik. Seperti kebiasaan saya dalam melatih, semua murid binaan diwajibkan menghafal dan melafalkan setiap gerakan yang dilakukan. Jangan sampai ada lagi sabuk hitam yang tidak hafal nama gerakan dalam poomsae. Mulailah dari sabuk putih dan mulailah melafalkan serta menghafalkan nama gerakan yang dilatih. '


Dalam gambar di atas kita bisa lihat awal pengambilan gerakan batangson momtong makgi, pergelangan tangan yang akan menangkis diletakkan sejajar dengan bahu sementara telapak tangan yang terbuka ada sedikit diatas bahu. Dan tangan yang tidak menangkis diluruskan seperti akan memukul. 

Kemudian gerakkan tangan yang akan menangkis ke arah depan tempat berakhirnya arah tangkisan, yaitu myeong chi, tepat di tengah badan. Ketika sudah mendekati titik akhir tangkisan, seperti semua teknik tangkisan, maka sentakkan dengan kuat tangan yang tidak menangkis seperti gerakan menyikut ke belakang, berbarengan dengan tangan yang akan menangkis "dibuang" ke depan.

Perhatian, telapak tangan yang menangkis harus berhenti di tengah badan BUKAN sejajar dengan kuda-kuda, dan harus sejajar dengan dada. Jika lebih tinggi atau lebih rendah maka akan mengakibatkan pengurangan nilai sebesar 0,1. 



Batang son makgi ada tiga macam, yaitu, Batangson Momtong Makgi dan Batangson Momtong Kodureo Makgi (Taegeuk 7), serta Barangson Momtong Nullo Makgi (Koryo). Lebih lengkapnya dapat dilihat pada video-video di bawah.

Batangson Momtong Nullo Makgi


Batangson Momtong Nullo Makgi adalah gerakan menepis atau menangkis sambil menekan ke bawah. Nullo dalam bahasa korea berarti menekan atau pressing. Seperti pada video di atas. Kesalahan yang banyak terjadi saat melakukan poomsae Nullo Makgi pada Koryo adalah, awal gerakan tangan yang menangkis terlalu jauh di belakang badan sehingga mengakibatkan tidak berengnya gerakan kaki dengan tangan. Yang lebih tepatnya adalah, awalan gerakan tangan yang menangkis diambil dari depan badan bukan dari samping.

Batangson Momtong Kodureo Makgi




Demikian bahasan kita kali ini. Terimakasih.

Rabu, 27 Mei 2015

Olgul Makki, Face Block


Bismillah

Baik, kita teruskan bahasan mengenai basic blocks atau teknik tangkisan dasar yang wajib dikuasai oleh semua Taekwondoin sejak mulai sabuk putih. Kali ini kita kulik tentang olgul makgi yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti tangkisan ke arah kepala atau face block.

Sudah saya sebut dalam bahasan tentang arae makgi, jika tangkisan ke bawah maka asal tenaga atau kepalan dari atas, atau bahu. Sebaliknya jika tangkisan ke arah kepala atau bagian atas badan, maka awal mula kepalan pengambilannya dimulai dari pinggang, iga atau siku tangan yang tidak menangkis.

Berikut poin-poin dalam melakukan olgul makki yang harus diperhatikan 
1. Kepalan tangan yang menangkis memulai pengambilan makgi dari pinggang atau iga.
2. Tangan yang tidak menangkis "dibungkus" oleh tangan yang menangkis.
3. Aliran tenaga atau lintasan tangan yang menangkis adalah pinggang, lalu ke bahu.
4. Setelah tangan yang akan menangkis sampai di bahu, sentakkan dengan kuat kedua tangan.
5. Tangan yang tidak menangkis menyikut dengan kuat ke belakang
6. Tangan yang menangkis disentak dan berputar kemudian berhenti satu kepal di atas dahi/jidat.
7. Bagian tangan yang menangkis bukan kepalan tetapi bagian lengan sebelah luar atau biasa disebut bakkat palmok.




Seperti gambar di atas, (background hitam), tangan yang menangkis berhenti sedikit di atas dahi/jidat. Pengurangan poin akan terjadi jika tangan atau dobok sampai menutup mata, atau tangan berhenti terlalu jauh dari kepala. Selain itu juga akan terjadi pengurangan jika tangan yang tidak menangkis tidak berhenti tepat di pinggang atau sabuk. Karenanya perhatikanlah penggunaan sabuk dengan baik dan benar sesuai kaidah dan kepantasan.


Momtong Makgi, tips dan trik melatihnya


Momtong Makgi 

Middle section block atau dalam bahasa indonesia diterjemahkan sebagai tangkisan ke arah dada, adalah teknik dasar tangkisan ke dua yang umum dipelajari oleh taekwondo-in sabuk putih dan kuning. 

Seperti yang bisa dilihat dalam video di atas. teknik makgi ini sama seperti arae makgi yang sudah kita bahas sebelumnya, masih menggunakan bakkat palmok atau lengan bagian luar. Untuk lebih tepatnya, baik arae makgi, momtong makgi ataupun olgul makgi dan semua teknik makgi dengan tangan terkepal/jumok menggunakan palmok. Batasan palmok yang digunakan adalah area sepanjang 4 jari yang dimulai dari pergelangan tangan. 



Dengan berpedoman pada gambar di atas maka kini kita bahas bagaiman melakukannya. Pertama, tangan yang hendak menangkis diletakkan dibelakang bahu, sementara tangan yang lain diluruskan sejajar bahu. Ingat, pergelangan tangan jangan sampai ada di abawah bahu. Pergelangan tangan harus sejajar dengan tinggi bahu. Jika hal ini dilanggar, pergelangan tangan lebih tinggi atau lebih rendah dari bahu, maka akan beresiko pengurangan nilai akurasi sebesar 0,1. 

Kedua, alirkan tangan yang hendak menangkis perlahan melewati bahu hingga, setelah sejajara atau sedikit melewati bahu maka sentak dengan kuat kedua tangan, satu tangan menyikut ke belakang sementara tangan yang menangksi "dibuang" ke depan. Catatan yang harus diperhatikan, ujung kepalan tangan yang menangkis harus sejajar dengan bahu. Karenanya teknik ini disebut momtong makgi, momtong adalah area tengah badan dimulai dari bahu hingga pusar. 

Letak akhir tangan yang menangkis sedikit masuk ke dalam badan bukan sejajar dengan kaki atau paha dari kuda-kuda. Posisinya sering di sebut "masuk ke arah myeong chi". Lewatdari myeong chi atau sejajar dengan kaki atau di luar dari posisi akhir kuda-kuda akan mengurangi penilaian ebesar 0,1. 

Jika posisi akhir kepalan tangan di ata bahu atau terlalu rendah dari bahu dapat mengurangi nilai hingga 0,3 atau pengurangan major. Untuk membantu nilai presentasi saat melakukan momtong makgi, maka tenaga yang dihasilkan harus besar ditambah dengan bantuan sentakan tenaga dari pinggang. Jangan hanya mengandalkan tenaga dari tangan. 




















Catatan bagi pelatih, bedakan antara momtong makgi dengan momtong an makgi. Momtong an makgi adalah tangkisan yang sama dengan momtong makgi tetapi posisi akhir tangan berlawanan dengan kaki atau kuda-kuda yang melangkah. 



Arae Makki, Low Block.



Arae Makki, atau Low Block atau jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia secara bebas berarti tangkisa ke bawah.  Teknik tangkisan ini adalah teknik paling dasar dari latihan Taekwondo. Sejak sabuk putih sudah diajarkan arae makki. Dan juga merupakan tangkisan yang paling sering muncul dalam teknik poomsae.

Kali ini kita bahas mengenai bagaimana melakukan arae makgi dengan benar sesuai peraturan pertandingan poomsae dan sesuai menurut kaidah Taekwondo. Seperti namanya, arae makgi adalah tangkisan ke bawah, maka pengambilannya di mulai dari atas, lebih tepatnya dari arah bahu. Jika awalannya melebihi bahu atau bahkan lebih rendah dari bahu, maka akan dikenakan pengurangan poin sebesar 0,1. 

Seperti terlihat pada gambar dan video di atas, awal pengambilan teknik ini dimulai dari bahu, sementara tangan yang tidak menangkis dijulurkan lurus ke bawah, tangan yang akan menangkis perlahan digerakkan dari bahu hingga mendekati siku, lalu dengan cepat tangan yang tidak menangkis dengan tangan yang akan menangkis ditarik dengan kuat berbarengan. 

Dengan menerapkan tenaga berbarengan ini, yaitu satu tangan yang tidak menangkis menyikut kebelakang dan tangan yang menangkis "dibuang" kebawah bersamaan dengan penuh tenaga maka akan menghasilkan tenaga yang cukup baik dalam performa dan penilaian presentasi atlet yang melakukan teknik ini.

Jika teknik awalan dalam menangkis arae makgi, yang dimulai dari bahu, masuk ke dalam penilaian akurasi, maka saat eksekusi teknik tersebut, dengan menggunakan tips yang saya sarankan seperti pada paragraf di atas, dinilai sebagai poin penilaian presentasi. Jika akurasi adalah ketepatan gerak, maka presentasi adalah keindahan gerak. Demikian singkatya perbedaan poin akurasi dan presentasi dalam pertandingan poomsae.


Satu hal lagi yang perlu diingat dalam penilaian poomsae, bahwa setiap gerakan dinalai sejak awal mula, selama melakukan dan sampai selesai melakukan semua tekniknya. Jadi, selain awal pengambilannya, kemudian cara melakukannya, maka yang terakhir harus diperhatikan atlet dan pelatih poomsae adalah ujung dari akhir arae makgi, yaitu kepalan tangan jaraknya sebatas satu jengkal atau dua kepal dari paha kuda-kuda yang dilakukan. Semisal kuda-kudanya adalah apkubi, maka jarak kepalan arae makgi ke paha adalah satu jengkal di atas paha.

Jika lebih dari satu jengkal atau kurang dari satu jengkal, maka akan berakibat pengurangan nilai. Jika terlalu atas bisa menjadi pengurangan poin besar yaitu 0,3 karena akan mirip dengan momtong jireugi. Jika kurang dari satu jengkal akan mengurangi nilai atlet sebesar 0,1 poin.
Catatan, untuk menambah nilai presentasi, maka setiap gerakan tangan baik itu memukul atau pun menangkis, harus ditunjang dengan bantuan gerakan pinggang, yang aka menambah power saat melakukan arae makgi.

Senin, 25 Mei 2015

HAPKIDO, sejarah, Teknik dan Prinsip.

HAPKIDO

Hapkido adalah seni bela diri Koreayang sangat dinamis dan eklektik .
Ini adalah bentuk pertahanan diri yang memakai teknik teknik kuncian ( joint locks) , bergulat ( grappling) dan berbagai teknik seni bela diri seperti tendangan( kicks ) , pukulan ( punches ), lemparan ( throwing ) dan serangan sabetan dan tusukan ( striking ) .
Ada juga penggunaan senjata tradisional , termasuk pisau , pedang , tali , nunchaku , tongkat , tongkat pendek ( Dan bong ) , dan staf ( bong , pistol , BO) yang bervariasi dalam penekanan nya tergantung pada keperluan dan keperluan sesuai ujian nya.

Hapkido berisi baik teknik pertempuran panjang dan jarak dekat , memanfaatkan tendangan sambil meloncat dan serangan tangan pada jarak pertarungan yg lebih panjang atau pada pertarungan jarak dekat mempergunakan kuncian serta serangan pada titik jalan darahatau lemparan.

Hapkido menekankan gerakan melingkar , pengalihan kekuatan ,dan kontrol dari lawan . Praktisi berusaha untuk mendapatkan keuntungan melalui gerak kaki dan posisi tubuhuntuk menggabungkan penggunaan pengaruh pengungkitan ( untuk membuat posisi lawan tak seimbang ) dan menghindari penggunaan kekuatan dihadapi dengan  kekuatan.

Karakter
合hap berarti " dikoordinasikan " atau " bergabung " ;
气ki menggambarkan energi internal semangat ,kekuatan , dan
道berarti "jalan" atau "seni " ,
menghasilkan terjemahan harfiah dari " koordinasi - energi - jalan" .
Hal ini paling sering diterjemahkan sebagai " jalan mengkoordinasikan energi " , " jalankekuatan yang terkoordinasi " atau " jalan harmoni " .
Sejarah Hapkido Korea dengan pendirinya, Choi.Yong Sul (1904-1986), yang hidupnya sangat dipengaruhi dengan invasi oleh Jepang pada tahun 1910 ke Korea.

Lahir di Yong Dong di provinsi Chungcheongbuk -do , Choi dibawa? oleh seorang pedagang bernama Morimoto pada usia delapan ke Jepang. Morimoto, ingin mengadopsi Choi muda. Choi namun terbukti menjadi anak bermasalah dan akhirnya dilepas di jalanan, hingga menjalani kehidupan pengemis sampai di Osaka di mana ia ditangkap oleh polisi dan dibawa ke sebuah kuil Buddha di Kyoto yang peduli untuk anak yatim . Kepala biara kuil , seorang biarawan bernama Watanabe Kintaro , merawat Choi muda selama dua tahun .

Choi memiliki masa masa sulit hidup di kuil , dan sebagai orang asing dan? miskin, sering dipukul oleh anak-anak lain dan memiliki kecenderungan untuk berkelahi. Watanabe akhirnya Choi dibawauntuk bertemu temannya Sokaku Takeda (1859-1943) , yang terkenal di seluruh Jepang sebagai pewaris dari aliran Daito-ryu aiki jujitsu.

Daito ryu aiki jujitsu didirikan oleh Yoshimitsu Minamoto pada abad ke-11,? Seni perang rahasia yang dijaga ketat dan hanya diajarkan kepada anggota peringkat tertinggi dari keluarga samurai tertentu . Pada akhir era Meiji, Tonomo Saigo (1829-1905) , adalah orang diluar hirarki yang pertama kalinya mempelajari nya kepada Sokaku Takeda.

Rumah dan dojo Takeda berada di Akira di gunung Shin Shu di mana Choihidup dan dilatih dengan master legendaris selama 30 tahun . Sokaku meninggal pada 25 April 1943.

Setelah perang dunia kedua (1939-1945) , Choi kembali ke Korea dan menetap di Taegue , ibu kota Gyeong Sangbuk -do provinsi, di mana ia memulai hidup dengan? menjual kue beras .
Pada tahun 1948 ia telah mendapatkan cukup uang untuk membeli beberapa babi .
Untuk menggemukkan babi ia membutuhkan biji-bijian , yang diperoleh dengan memompa air di Suh Brewing Company . Sambil menunggu gandum di tempat pembuatan bir ia menjadi terlibat dalam sengketa dengan beberapa pria dimana perkelahian tersebut disaksikan oleh Suh Bok Sub , ketua perusahaan dan anak dari pemilik.
Suh terkesan dengan keterampilan Choi dan mengundangnya untuk mengajar, selanjutnya Bok Sub menjadi mahasiswa pertama Choi Yong Sul .

Pada tahun 1951 Choi dan Sub bersama sama membuka dojang resmi pertama, dojang Korea Yu Kwan Sool Hapki , dan pada tahun 1958 Choi membuka dojang sendiri menggunakan nama Hapkido Pada tahun 1963 Grandmaster Choi menjadi ketua Korea Kido Association yang baru terbentuk , sebuah organisasi yang memayungi hampir semua seni bela diri Korea .

Seni bela diri tradisional serta budaya Korea, yang ditekan selama pendudukan Jepang (1910-1945), tetapi ketika perang berakhir ada kebangkitan disiplin ilmu bela diri . Banyak pelopor seni bela diri muncul , termasuk Choi Yong Sul , menciptakan kebangkitan seni bela diri Korea .

Pada selanjutnya Choi dan berbagai pengaruh para murid seniornya mulai menggabungkan teknik tendangan dan pukulan agresif beladiri Taek Kyon ke dalam gaya dasar defensif Daito-ryu , sehingga Hapkido yang sebenarnya mempunyai kesamaan dengan Aikido akhirnya menjadi seni beladiri yang memiliki teknik2 menyerang yang agresif.

Status Choi Yong Sul sebagai murid Sokaku Takeda kadang-kadang diperdebatkan . Terlepas dari posisi Choi, ia unggul di bawah arahan Sokaku Takeda & menguasai seni Daito-ryu aiki jujitsu .

Pada tahun 1982 ia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat , mengunjungi berbagai sekolah beladiri Korea, mengungkapkan keinginannya bahwa berbagai group yang berbeda dari Hapkido menjadi bersatu. Choi meninggal pada tahun 1986 pada usia 82 dan dimakamkan di kota Taegue.
Putranya, Choi Bok Yeol menjadi penggantinya , namun meninggal setahun kemudian pada tahun 1987 .
Pada saat itu tidak ada pengganti lainnya yang ditunjuk, sehingga hal inilah yang mempengaruhi juga makin merebaknya berbagai gaya Hapkido didunia.
PRINSIP TEKNIK HAPKIDO

Prinsip Hapkido :
Hapkido menekankan gerakan melingkar daripada gerakan linear, hampir semua teknik Hapkido harus mengikuti tiga prinsip .
1 . Tidak menentang ( " Hwa " , 화 atau和) → ( 화 Hwa和Harmony )
2 . Prinsip lingkaran ( " Won " , 원 atau圆) → ( 원 Weon圆Circle)
3 . Prinsip air mengalir / Fleksibel ( " Yu " , 유 atau柳) → ( 유 Yu Arus流)
Hwa , atau non - resistensi , adalah gerakan lembut / halus dan tidak langsung menentang kekuatan lawan .
Misalnya, Hapkido akan menghindari konfrontasi langsung dengan cara bergerak ke arah yang sama denganmendorong dan hanya memanfaatkan momentum ke depan lawan untuk melempar.

Won , prinsip melingkar , adalah cara untuk mendapatkan momentum untuk melaksanakan teknik .
Jika serangan lawan dalam gerakan linear , seperti dalam pukulan atau tusukan pisau , Hapkido akan mengarahkan kekuatan lawan dengan menuntun serangan dalam pola melingkar , sehingga menambah kekuatan penyeranguntuk terkena dampak serangan nya sendiri . ( menggunakan tenaga lawan )

Yu , prinsip air , dapat dianggap sebagai lembut , kekuatan beradaptasi seperti air .
Hapkido adalah "lunak " dalam hal itu tidak bergantung pada kekuatan fisik saja , tetapi seperti air yang lembut untuk disentuh.
Hal ini akan beradaptasi pada seorang master Hapkido saat mencoba untuk menangkis serangan lawan ,
dengan cara yang mirip dengan air yang mengalir bebas ( energi nya ) akan terbagi di antara bebatuan, hanya untuk kembali terkumpul dan bersatu ( untuk dapat dipergunakan menyerang balik ).


(Disadur dari website Hapkido Indonesia)

Sabtu, 23 Mei 2015

Tips Melatih Poomsae (5)


Bismillah,

Seiring dengan semakin maraknya minat para taekwondoin untuk mendalami poomsae, maka banyak hal yang juga mesti diperhatikan oleh kita semua selaku pelatih dan juuga atlet poomsae. Tulisan ini diperuntukkan bagi para pelatih dan atlet pemula poomsae. 

Seingat saya, sejak diperkenalkannya pada 2006, penilaian poomsae dibagi dua hal, dan belum berubah hingga saat ini. Hanya saja kini yang diubah adalah komposisi penilaian dan bobot nilai yang menjadi pegangan wasit dalam menilai atlet poomsae yang bertanding. Sampai tahun 2011 poin penilaian masih dengan perbandingan 50 untuk akurasi dan 50 untuk presentasi. Tapi kini poin penilaina berubah dengan komposisi 40 untuk akurasi dan 60 untuk presentasi.

Perubahan ini menandakan bahwa penilaian dan titik berat pertandingan poomsae yang harus diperhatikan oleh atlet dan pelatih adalah "how" bukan "what". Maksudnya, saat ini semua atlet poomsae bahkan semua taekwondoin [astinya sudah hafal poomsae di atas poomsae wajib sabuknya. Jika ia adalah atlet poomsae yang seorang siswa SMP, maka ia wajib hafal taegeuk 1 sampai taebaek. Apapun tingkat sabuknya. 

Nah, masalahnya adalah jika kemampuan hafalan semua atlet sudah sama, maka apa yang bisa membedakan antara satu atlet dengan yang lainnya? Jelas jawabannya adalah siapa yang paling baik memeragakan poomsae-nya dia yang paling berpeluang memenangkan pertandingan tersebut. Kembali kepernyataan saya di atas, Bagaimana memeragakan poomsae bukan poomsae apa yang harus diperagakan?

Lantas apa yang dimaksud dengan presentasi dalam penilaian poomsae? Presentasi dibagi dalam tiga kriteria yaitu 
1. Speed and power (kecepatan dan kekuatan dalam melakukan teknik dalam poomsae)
2. Control of power, speed and rhythm (Penguasaan tenaga dan tempo dalam sebuah poomsae)
3. Expression of energy (Ekspresi energi)

Dari ketiga poin di atas dapat dilihat, bahwa presentasi adalah cara menyajikan poomsae dengan baik, karena jika bicara akurasi, semua taekwondoin sepakat taegeuk 1 seperti itu, semua sama tidak ada perbedaan. Yang berbeda adalah style dan cara memeragakannya. Seperti tulisan saya terdahulu, poomsae adalah bagaimana memasak sayur asem hingga disukai wasit. Semua bahannya sama, tetapi cara penyajian dan metode memasak yang membuat rasanya bisa berbeda-beda dari setiap koki.

Speed and power, Atlet yang powernya kuat dan baik berpeluang menang lebih besar dibanding atlet yang tidak memiliki power. Jadi, power dan latihan yang menunjang timbulnya power bagi atlet poomsae harus menjadi perhatian bagi pelatihnya, bukan hanya poomsae-nya saja.

Control of power, speed and rhythm, power yang besar membutuhkan kekuatan penyeimbang yang baik pula. Jangan sampai dengan munculnya power yang baik lalu lupa mengontrolnya hingga hilang keseimbangan. akibatnya akan turut mengurangi penilaian. Ritme atau tempo harus juga jadi perhatian. Sudah bukan jamannya lagi pelatih bertanya, poomsae-nya patah-patah atau mengalir? Sudah tidak layak lagi pertanyaan tersebut. Karena setiap poomsae punya karakteristiknya masing-masing. Ada satu poomsae yang cenderung lambat. Ada yang cederung cepat tapi ada juga yang menggabungkan kedua-duanya. Kita akan bahas dalam tulisan selanjutnya.

Expression of energy, ada yang mengidentikkannya dengan Kihap, tapi Kihap masuk ke dalam poin akurasi, bukan presentasi.  Maka yang dimaksud dengan ekspresi energi adalah lebih ke cara dan melakukan poomsae yang powerful. Bukan hanya kihap-nya saja. Mungkin hal ini bisa ditanyakan langsung pada wasit poomsae.

Intinya, jika pelatih dan atlet  masih bicara akurasi, maka dipastikan nilainya kecil. Karena kini lebih mementingkan nilai presentasi. Ingat perbandingan sayur asem ya?. Jadi perhatikanlah detail kecil setiap gerakan yang dapat membantu seorang atlet melakukan poomsae, hal inilah yang akan membuat latihan poomsae menyenangkan dan tidak akan muncul pernyataan bahwa latihan poomsae membosankan.

Kita lanjut sebentar lagi, karena harus antar anak saya seleksi O2SN.

Jumat, 22 Mei 2015

Tips Melatih Poomsae (4)


Bismillah

Kita telah ketahui bersama bahwa nomer pertandingan poomsae terdiri dari 5 divisi yaitu individu putra, individu putri, beregu putra, beregu putri dan berpasangan. Berbeda dengan kyorukgi yang masih dominan dengan ciri khas individualnya, meskipun kini sudah ada pertandingan kyorukgi beregu, tapi belum dominan dan belum dipertandingkan dibanyak event kejuaraan. Melihat sedemikian banyaknya divisi yang disertakan dalam poomsae, bisa terbayangkan bagaimana melatih banyak individu dalam satu kesatuan untuk menjadi kompak.

Itulah poomsae, kemampuan komunikasi pelatih dengan atletnya dan atau sebaliknya sangat menentukan dalam perkembangan dan kemajuan tim yang dibinanya. Sekedar bayangan, satu tim poomsae yang solid yang diharapkan bisa mengikuti semua divisi yang dipertandingkan minimal harus terdiri dari 3 orang atlet wanita dan 3 orang atlet pria. Di antara para atlet tersebut ada yang bisa turun di dua divisi pertandingan, atau bahkan tiga divisi sekaligus.

Mungkin untuk divisi individu tidak terlalu memusingkan dalam metode pelatihannya, tapi lain halnya jika sudah bicara pada divisi berpasangan dengan divisi beregu. Dimana pada divisi berpasangan harus menyatukan dua karakter dan style poomsae dari satu atlet wanita dengan satu atlet pria. Atau tiga atlet wanita yang berbeda karakter menjadi satu kesatuan gerakan yang indah. Tentunya butuh pengamatan dan penilaian yang tidak mudah bagi pelatihnya untuk bisa memutuskan siapa saja yang bisa dipasangkan dan siapa saja yang bisa diberegukan.

Sekedar gambaran, dalam divisi berpasangan dan beregu hindarkan atlet yang egoismenya tinggi dan sulit diajak bekerjasama, karena egoisme satu atlet akan menyulitkan sinkronisasi gerakan dengan tim yang lainnya. Contoh paling sederhana adalah jika satu atlet mempunyai tendangan yang tinggi sementara atlet lainnya kurang tinggi. Jika dalam tim beregu atau berpasangan harus diputuskan apakah harus semuanya meninggikan tendangannya atau semuanya menurunkan level tendangannya agar terjadi keseragaman gerakan yang baik dan indah. 

Kita sedang bicara tentang dua atau tiga orang yang maju bersamaan untuk memeragakan jurus dalam satu kesatuan. Maka yang dilihat paling pertama adalah kekompakan gerakannya. Jika saya oleh ibaratkan, tim poomsae berpasangan atau beregu bukan lah tiga orang yang maju untuk bersama-sama memeragakan poomsae, tetapi satu orang dalam dua atau tiga individu yang memeragakan poomsae. Jika ini difahami, dan disadari pasti tidak akan ada lagi pelatih atau taekwondoin yang berkata "melatih poomsae itu mudah".

Bukan cuma tendangan yang harus sama tinggi, tetapi juga cara pengambilan setiap gerakan, ekspresi wajah, cara menoleh dari setiap perpindahan kuda-kuda ke lain arah harus selaras dan kompak. Dimulai dari cara jalan memasuki arena yang teratur dan serempak. Karena setiap detik dan semua detail kecil dalam poomsae sudah mampu mempengaruhi poin penilaian bagi tim tersebut meskipun belum waktunya untuk dinilai oleh wasit. Seperti tulisan saya yang terdahulu, bahwa subjektifitas penilaian poomsae sangatlah tinggi, apa yang tidak enak dilihat oleh mata wasit dapat mempengaruhi keseluruhan penilaian tim berpasangan ataupun beregu. 

Itulah mengapa atlet poomsae wanita disarankan memakai make up dan berdandan rapi, semua dalam konteks mendukung performa dan penilaian di MATA wasit. Terutama bagi tim yang mendapat giliran nomer panggil buncit atau terakhir, dimana wasit sudah mulai lelah dan bosan, maka kesalahan sekecil apapun harus dihilangkan. Ingat, bagi tim  berpasangan ataupun beregu, kekompakan adalah hal yang utama.

Maka, usahakan jika memiliki tim poomsae berpasangan bentuklah dari teman yang sudah kenal baik, sudah saling kenal sejak lama, jika mungkin ada dalam satu sekolah dan seangkatan. itu baru dari aspek psikologis dan pertemankat annya saja. Belum lagi dilihat dari aspek kemampuan yang harus setingkat. Janganlah memasangkan atlet baru atau yang tingkat pemahamannya kurang baik dengan dua atlet beregu yang sudah faham poomsae dengan benar. Karena jika dipaksakan hanya akan membuat ketimpangan dalam penilaian dan performa timnya.

Dan masih banyak hal lain yang harus diperhatikan. Insya Allah dalam tulisan-tulisan berikutnya akan saya jabarkan.
Terimakasih 


Kamis, 21 Mei 2015


Bismillah,
Setelah dua bahasan sebelumnya, kini saya tergerak untuk menulis tentang seberapa penting menendang tinggi hingga tegak lurus ke atas dalam poomsae. Memang, melihat gambar atau video betapa banyak atlet yang bisa menendang hingga lurus ke atas, baik itu apchagi, dollyo chagi ataupun yeopchagi, pasti mengundang decak kagum dan keinginan untuk bisa menyamai kemampuan para atlet tersebut.

Hubungannya dengan poomsae adalah apakah berpengaruh dalam penilaian poomsae kemampuan menendang hingga tinggi ke atas melewati kepala dan apakah menentukan kemenangan atau tidak. Jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Sebelum membahas detailnya, kita harus akui, menendang tinggi ke atas bukan hanya tentang tendangan saja. Tetapi mereka yang mampu melakukannya bisa dipastikan teknik dasarnya benar, lalu kelenturannya baik serta keseimbangannya bagus.

Satu hal yang harus kita ingat, kini dalam penilaian pertandingan poomsae menendang melebihi satu jengkal di atas kepala dapat mengurangi penilaian. Tetapi, menguasai teknik menendang seperti ini adalah kewajiban bagi seorang atlet poomsae. Latihan yang harus diulang terus menerus. Karena, ketika seorang atlet berlatih bagaiman menendang hingga tegak lurus ke atas, bukan saja tendangan yang dilatih, tetapi juga keseimbangannya, kekuatan ototnya serta penguasaan teknik dasar tendangan yang benar.

Jika sekedar menendang tinggi, banyak yang bisa. Tetapi menendang tinggi dengan teknik yang benar, belum tentu semua paham. Jika pun sudah benar tekniknya lalu sudahkah bisa menahan tendangannya sesaat di atas agar terlihat indah. Disinilah letak kesulitannya. Karena bicara otot, setiap manusia lahir dengan komposisi otot yang berbeda-beda. (kita akan bahas dalam tulisan selanjutnya).

Kemudian, dalam pertandingan yang harus dikuasai adalah kesempurnaan eksekusi sebuah teknik, yang artinya sebuah tendangan dari awal hingga akhirnya mempengaruhi penilaian baik atau buruknya poomsae yang ditampilkan. Saran saya, untuk cari amannya, dalam pertandingan lebih baik tidak memaksakan menendang terlalu tinggi (dengan catatan setelah menguasai teknik dasarnya dengan baik)  tetapi tendangannya powerful dan "nancep" sesaat di atas. Dari pada memaksa menendang tinggi untuk kemudian goyang dan terjatuh sehingga tidak seimbang dan mengganggu penilaian.

Banyak hal yang harus kita perhatikan dalam melatih tendangan yang baik, terutama untuk poomsae. Pertama, pasti semua setuju, bahwa kelenturan adalah menu wajib bagi praktisi poomsae. Kelenturan bukan hanya split, tapi banyak latihan lain yang bisa membentu terbentuknya kelenturan kaki yang dibutuhkan agar mampu menendang tinggi. Kemudian perhatikan otot apa saja, berapa putaran poros kaki yang diperlukan untuk sebuah tendangan. Karena poros kaki yang salah dalam melakukan tendangan hanya akan melahirkan pengurangan nilai.

Dan banyak lagi hal yang lainnya. Kelak satu persatu akan kita bahas bersama. 
Terimakasih


Bismillah,

Kembali saya tulis tentang poomsae, bukan karena saya paling tahu tapi karena memang saya tahunya hanya ini saja. Hahaha. Dan kali ini kembali saya menulis berdasarkan pertanyaan atau pun pernyataan yang ditujukan pada saya.

Tak dipungkiri, sejak sudah resmi dipertandingkan dalam berbagai kejuaraan di berbagai tingkat, poomsae seakan menjadi magnet baru bagi banyak praktisi taekwondo di dunia. Poomsae bagaikan gadis manis yang layak untuk diperebutkan oleh banyak lelaki.

Tapi di satu sisi, karena kehadirannya yang relatif masih baru, tidak seperti nomer Kata atau jurus dalam Karate, maka tanggapan dan apresiasi yang diberikan oleh banyak praktisi taekwondo pun berbeda-berbeda. Tapi kita di sini tidak akan membahas tanggapan tentan kehadiran poomsae sebagai nomer baru dalam pertandingan. 

Beberapa pelatih ada yang bertanya pada saya bagaimana caranya supaya melatih poomsae tidak membosankan. Terkadang hanya senyuman yang saya berikan, karena selama saya melatih dan fokus di poomsaae sepertinya selalu ada hal baru tentang ini.

Kebosanan hadir karena pola rutinitas yang selalu diulang-ulang. Kebosanan juga bisa hadir karena kurangnya kreatifitas yang dimiliki pelatih dalam membangun pola latihan. Seperti tulisan pertama saya pagi hari kemarin tentang tips melatih poomsae. Jika ingin sedikit lebih rinci, justru teknik yang mesti diajarkan pada atlet poomsae lebih banyak dan lebih rumit dibanding atlet kyorukgi.

Bayangkan, untuk teknik dasarnya saja seorang atlet poomsae harus menguasai 5 teknik dasar dalam taekwondo yaitu Seogi (kuda-kuda), Makki (tangkisan), Chagi (tendangan), Chigi (sabetan), Chireugi (sabetan). Lalu jika dijabarkan ada berapa seogi yang harus dikuasai, ada berapa chagi yang harus dipelajari, ada berapa tenik makki yang harus difahami, maka akan hadir puluhan mungkin ratusan teknik dari mulai Taegeuk 1 sampai Il Yeo yang harus dikuasai atlet maupun pelatih poomsae?

Itu baru tekniknya saja, belum menyangkut bagaima performa seorang atlet dalam melakukan teknik tersebut. Misal, dalam momtomg jireugi (pukulan ke arah badan) ada berapa gaya yang bekerja dalam pukulan tersebut, lalu bagaimana perputaran kepalan tangan hingga mencapai targetnya, kemudian darimana awal datangnya pukulan ke arah badan? Dan lain sebagainya.

Jika untuk satu teknik saja butuh banyak jawaban dan butuh kedalaman pemahaman, bagaimana dengan puluhan teknik lainnya yang belum dikuasai? Ingat, poomsae bukan soal hafal, karena semua taekwondoin hafal poomsae. Tapi poomsae adalah tentang bagaimana kita menyajikan seni di depan wasit hingga dilihat menjadi gerakan yang paling enak dilihat.

Semua pasti kenal dengan sayur asem. Semua tahu bahan-banhan pembuatannya. Tapi jika bahan-bahan yang sama diberikan kepada orang yang berbeda pasti hasil rasanya pun berbeda sesuai selera dan kemampuan memasaknya. Itulah poomsae.! Jadi, kebosanan hanya hadir karena kurangnya kreatifitas. Kebosanan akan hadir jika atletnya tidak latihan bersama hatinya. Kebosanan bisa hadir jika tidak baik komunikasi antar elemen yang tersangkut di dalamnya.

Jadi sebenarnya bukan poomsaenya yang membosankan, tetapi ilmunya yang terbatas dan kekurangan. Itulah mengapa, banyak pelatih yang agak malas melatih poomsae, karena harus kembali melatih kuda-kudanya, harus kembali melatih pukulan dasarnya, dan sebagainya seperti layaknya penyandang sabuk putih yang baru masuk latihan.

Sekali lagi ingat ini, JANGAN LATIHAN POOMSAE KETIKA INGIN MENDALAMI POOMSAE. Tapi latihlah jireugi, chagi, chigi, makki dan seogi. Lalu latihlah hal-hal yang berkaitan erat dengan performamu melakukan semua teknik di atas, agar "sayur asemnya" menjadi sayur asem paling enak bagi wasit.

Terimakasih
(Jangan tanyakan saya bagaiman membuat sayur asem, saya hanya bisa makan, bukan masak)

Rabu, 20 Mei 2015



Bismillah, 

Tulisan ini dibuat sebagai otokritik bagi diri saya sendiri dan juga banyak teman pelatih Taekwondo di luar sana. Sebagai bahan pikiran dan saran untuk perkembangan dan kebaikan kita semua. Bukan untuk bermaksud apapun selain kritik membangun bagi perkembangan beladiri yang sama-sama kita cintai ini.

Maraknya perkembangan beladiri Taekwondo memang sangat menggembirakan. Ini ditandai oleh semakin banyaknya berdiri Dojang-dojang atau unit latihan Taekwondo di semua daerah di seluruh Indonesia. Dari gang-gang sempit dan lapangan becek sampai ke Mal dan apartemen mewah banyak kita jumpai tempat latihan dan anak-anak sampai dewasa yang ikut aktif latihan dan melatih taekwondo.

Selain itu, maraknya pertandingan yang diadakan pada hampir tiap pekan dan setiap ada hari libur sangat mengindikasikan betapa Taekwondo sudah diterima dengan baik di masyarakat. Di DKI saja, hampir tiap pekan ada pertandingan, setahun penuh. Hanya Ramadhan dan libur Lebaran saja yang bisa menghentikan agenda kejuaraan Taekwondo di DKI.
Hanya saja ada beberapa ganjalan yang saya lihat setiap mengikuti kejuaraan, yaitu banyaknya taekwondoin "pemula" yang baru menyandang sabuk kuning, bahkan tak sedikit sabuk putih yang ikut serta. Jujur, saya agak kurang setuju dengan diikutsertakannya para taekwondoin pemula ini dalam kejuaraan, terutama Kyorukgi.

Dengan hitungan setiap tingkatan warna sabuk dalam taekwondo ditempuh selama 3 atau 4 bulan, maka seorang penyandang sabuk kuning barulah diajarkan dollyo chagi pada bulan ke empat setelah mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat pertamanya. Lalu, dengan pemahaman dan pengalaman menendang Dollyo Chagi yang sedemikian singkat, sementara dollyo chagi adalah tendangan yang paling sering muncul dalam kyorukgi, lalu apakah kita tidak terlalu memaksakan atlet kita sendiri?

Satu hal yang paling saya khawatirkan adalah cedera pada atlet kyorukgi. Benturan pada tulang meskipun memakai pelindung pada usia dini cukup mengkhawatirkan. Ditambah psikologis anak-anak yang tidak terlalu memikirkan sakit yang dideritanya, mereka masih bisa tertawa dan bercanda tanpa mengetahui efek jangka panjangnya.

Sementara sang pelatih dan orangtua pun tidak sadar pada akibat yang ditimbulkannya. Dan kita tahu pasti, atlet taekwondo paling rentan terkena cedera pada otot-otot dan tulang di sekitar paha, betis, tulang kering serta tempurung dengkul. Semua itu adalah bagian vital dari pertumbuhan seorang anak.

Sekali lagi, tulisan ini bukan berniat untuk menghentikan atau menghilangkan keikutsertaan taekwondoin penyandang sabuk putih atau pun kuning dalam sebuah kompetisi. Tetapi tidak ada salahnya jika kita, sebagai pelatih lebih berfikir panjang ketika ingin menurunkan atlet binaan kita yang berusia dini dalam sebuah pertandingan Kyorukgi yang penuh benturan dan resiko cedera.

Dan selayaknya sudah disusun pula sebuah aturan yang bersifat lebih ketat dan mengikat bagi para paserta kejuaraan maupun penyelenggara kejuaraan agar lebih memperhatikan hal-hal seperti ini. Bukankah sudah menjadi kesepakatan kita semua bahwa kesehatan dan keselamatan adalah yang utama dalam sebuah program latihan  serta kejuaraan.?

Silakan dikritisi dan dikomen. Ini forum bebas, silakan tidak setuju, saya hanya sekedar mengutarakan pendapat. Jika saya ditanya, lantas apa yang semestinya dilakukan bila punya atlet sabuk kuning atau putih tapi ingin tetap ikut kejuaraan? Saya hanya bisa menjawab, agar lebih diperhatikan keselamatan dan kesehatan masa depan anak didik kita. Atau poomsae bisa jadi jawabannya.

:D

Enjoy

Tips Ringan Melatih Poomsae


Poomsae, sejak dipertandingkan pada kejuaraan dunia tahun 2006 yang lalu telah menjadi nomer pertandingan kedua yang dipertandingkan dalam cabor Taekwondo setelah Kyorukgi.
Sejak saat itu pula Poomsa emakin populer dan ditanggapi dengan beragam oleh Taekwondo-in seluruh dunia. Sebagai praktisis cabor Taekwondo di Indonesia, saya termasuk salah satu penggemarnya. Hingga sejak 2008 memutuskan untuk fokus melatih Poomsae saja.
Masih ingat kala itu pilihan saya dianggap aneh karena belum ada pertandingan poomsae di Indonesia, dalam skala apapun. Tapi keinginan kuat untuk belajar dan maju tak tertahankan, hingga akhirnya seperti sekarang.
Masih kuat juga dalam ingatan, ketika ada Kejurda Banten 2009, saat itu hanya saya dan satu orang murid wanita saya yang maju menjadi atlet poomsae,

Setelah alhamdulillah mempunyai Dojang, unit latihan, khusus Poomsae, kini hasilnya mulai terlihat, dengan seringnya menjuarai berbagai kejuaraan di berbagai tingkatan dan berbagai daerah, hingga mengirim dua atlet ke Pelatnas dan menjadi Juara PON maupun Juara Dunia, sekali lagi Alhamdulillah.

Seiring dengan itu banyak pertanyaan yang muncul yang diajukan kepada saya. "Bagaimanakah cara melatih Poomsae yang baik?". Pertanyaan yang selalu dijawab dengan jawaban yang sedikit berfilosofi dan metafora. Kenapa filososfi dan metafora?. Karena bagi saya, Poomsae tak bisa dipisahkan dari dua hal di atas. Poomsae penuh dengan Filosofi dan metafora pada tiap gerakannya.

Saya senang memulai sebuah pekerjaan dengan memahami inti dari pekerjaan tersebut. Inti dari Poomsae adalah dua kata yaitu POOM yang artinya adalah rangkaian dan SAE yang artinya adalah gerakan. Maka jika diibaratkan  Poom adalah rantainya, maka Sae adalah anak rantainya. Jika ingin memiliki rantai yang kuat, jika ingin mempunyai rantai yang indah maka kuatkanlah anak rantainya dan kuatkanlah ikatan antar anak rantainya.

Jangan latih Poomsae jika sedang melatih poomsae. Latihlah gerakan tiap poomsaenya. Latihlah dengan baik kuda-kudanya, lalu tendangannya, kemudian pukulan lalu tangkisannya. Kenapa dimulai dengan kuda-kuda? Karena kuda-kuda adalah fondasi dari segalanya, Jika Poomsae adalah rumahnya, maka Seogi atau kuda-kuda adalah fondasi dalam tanahnya. ULANGI RIBUAN KALI.!

Lalu setelah yakin baik dan benar kuda-kudanya, maka latihlah teknik Chagi atau tendangannya. Kenapa chagi didahulukan, bukan pukulan atau tangkisan? Karena hubungan Chagi, tendangan dengan Seogi, kuda-kuda sangat erat. Sama-sama berasal dari gerakan kaki. Menendang yang baik jika kemudian jatuh berarti kuda-kudanya jelek. Jika Seogi diibaratkan sebagai fondasi, maka Chagi adalah dinding rumahnya. ULANGI RIBUAN KALI.!

Kemudian seteah selesai dinding maka mulailah membuat pintu dan jendelanya, di sini kita mulai melatih pukulan serta sabetannya atau Jireugi dan Chireugi-nya. ULANGI RIBUAN KALI.! 
Setelah itu barulah melatih Makki atau tangkisannya, anggap saja Makki sebagai atapnya yang terdiri dari ribuan keping genting, begitu juga Makki, tangkisan yang tekniknya jauh lebih banyak dari pada Chagi yang hanya ada tiga macam, dan Jireugi yang hanya sekitar lima macam.

Lantas, kapan kita melatih Poomsaenya? Nanti, setelah fondasinya kuat, dinding, pintu dan jendelanya rapi, atapnya kokoh , maka barulah kita cat rumah kita dengan "selera" warna kita sendiri. Itulah Poomsae. Tak lain dan tak bukan adalah selera. Kenapa saya katakan selera? Karena penilaian poomsae sangatlah subjektif. Tergantung mata wasit dan tergantung kesiapan kita membeli cat yang berapa mahal untuk membuat rumah kita terlihat baik.

Jadi, jangan melatih poomsae ketika sedang berlatih poomsae, tapi latihlah poom dan latihlah sae hingga menjadi Poomsae. Dan ingat, fokus adalah hal yang utama. Saya sangat tidak merekomendasikan atlet poomsae juga diarahkan ke Kyorukgi atau sebaliknya. Tidak percaya? silakan bandingkan hasilnya dengam atlet yang hanya ambil satu nomer pertandingan saja.

Terimakasih.

Asah kemampuan dan Bakat Anak-anak Kita

Wahai orangtua,
Ketahuilah,
Anakmu bukanlah milikmu
Anakmu adalah milik zamannya masing-masing
Mereka adalah amanah dari Tuhan yang Maha Esa
Amanah agar kelak jika ditinggalkan tidak menjadi generasi yang lemah
Amanah yang menguji seberapa kuat keimanan dan tanggung jawab kita
Jangan tinggalkan generasi yang lemah di belakang kita
Beladiri, apapun jenisnya adalah salah satu jawabannya
Bukankah Rasul Muhammad SAW telah bersabda
"Ajarkanlah anak-anakmu berenang, berkuda dan memanah"
Bukankah dahulu Rasulullah adalah seorang jago gulat
Bahkan beliau pernah mengalahkan seorang juara gulat dari Madinah yang badannya dua kali lebih besar dari beliau?
Dan beliau pun pernah bersabda
"Jangan tinggalkan generasi yang lemah di belakang kalian"
Beladiri adalah jawabannya
Beladiri adalah sunnahnya
"Karena Allah lebih menyukai mukmin yang kuat dari pada mukmin yang lemah"
Dalam beladiri, kita diajarkan untuk disiplin
Bukankah sholat harus tepat waktu?
Bukankah Mengerjakan PR harus tepat waktu?
Dalam beladiri, Kita diajarkan hidup sehat
Bukankah untuk sholat khusyu butuh badan yang sehat?
Bukankah sekolah tiap hari butuh stamina yang kuat?
Dalam beladiri kita diajarkan filosofi
melihat permasalahn lebih mendalam
Lebih bersabar menunggu hikmah daripada tergesa mendapatkan hasilnya.
Bukankah dalam hidup kita harus memilik pandangan?
Bukankah kita diciptakan untuk menyembah-NYA?

Jika hari ini, kita memiliki dua motor dan satu mobil
Lalu ayah merokok sehari sebungkus
Atau sang bunda memiliki tas merek Hermes yang bergegsi
Lalu anak-anak kita dibekali hand phone diatas dua jutaan
Lantas apa yang menghalangi kita untuk mengeluarkan biaya demi kesehatan, kedisiplinan dan kekuatan anak-anak kita di masa depan?

Mulailah berlatih beladiri,
Mulailah melatih disiplin dalam keluarga dan diri sendiri

Mulailah hari ini

Sambangi dan dekati unit latihan serta para pelatih beladiri

Anak-anak saya,
Alhamdulillah, sudah puluhan piala dan medali mereka kumpulkan sejak masih TK
Sudah juara Antar Klub se-Asia
Berkali-kali juara daerah,
Bahkan mengalahkan seniornya
Dan alhamdulillah
Tak berkurang semangat sholat berjamaahnya
Hafal juz 30 dan 29
Dan yang paling penting
Belum pernah sakit keras hingga harus dirawat lama

Mari, tinggalkan warusan yang bermakna
Yang jauh lebih mahal daripada uang dan harta
Disiplin dan kekuatan jiwa
Adalah segalanya


17 medali emas

DEPOK Poomsae Championship, 2014
17 medali emas dari 15 atlet Demos Martial Arts School