Rabu, 11 September 2019

Manfaat Beladiri untuk Anak

Jika melihat, membaca kasus-kasus bullying dan pelecehan seksual yang semakin marak sampai ke tingkat sekolah dasar, masihkah bapak dan ibu berpikir dua kali untuk mendaftarkan anaknya ikut latihan beladiri?
Jika masih ada yang beranggapan belajar beladiri membuat anaknya kasar dan tidak sopan, baca poin-poin di bawah ini
1. Kesehatan yang prima

Latihan rutin dengan penempaan aktivitas fisik akan membawa perubahan positif bagi kesehatan anak. Olahraga bela diri yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan stamina, kekebalan tubuh, dan kemampuan motoriknya.
2. Memupuk disiplin diri

Kunci untuk berhasil menaklukkan ilmu bela diri adalah disiplin. Anak-anak akan terbiasa untuk mengikuti aturan dan memegang teguh prinsip ajaran ilmu bela diri yang mengajarkan kebaikan. Filosofi bijak yang tertuang di dalam ajaran bela diri juga akan mengajarkan anak berbagai segi kebajikan, tidak semata bertarung untuk membuktikan siapa yang terkuat dan terhebat.
3. Membangun kewaspadaan

Kejahatan dan kekerasan kerap terjadi karena anak terlambat menyadari datangnya bahaya. Terlalu naif untuk memahami bahwa ada sesuatu mencurigakan di balik aksi sang pelaku. Dengan mempelajari bela diri, anak juga dilatih untuk berpikir cepat, taktis, dan waspada. Ketika tiba-tiba dihadapkan pada situasi sulit atau mengancam, anak akan menjadi lebih tenang untuk mencari jalan keluar.
4. Meningkatkan fokus dan konsentrasi

Memusatkan perhatian dan pikiran kepada tujuan atau sasaran tentu menjadi salah satu poin penting yang harus dicapai dalam latihan bela diri. Manfaat ini juga berimbas pada kemampuan anak untuk berkonsentrasi pada aspek lain, termasuk dalam akademik dan sosial. Bela diri pun menjadi salah satu pilihan terapi bagi anak-anak yang hiperaktif dan sulit memusatkan fokus, selain menjadi sarana ampuh penyaluran energi mereka.
5. Membentuk mental baja

Dalam bela diri, anak yang belajar memasukkan sekaligus menerima serangan. Mereka akan menyadari bahwa adakalanya untuk mengalahkan lawan, kita akan jatuh dan bangkit kembali. Pengalaman ini akan membentuk perspektif positif pada anak untuk pantang menyerah dan tidak berlama-lama berkubang pada penyesalan saat menghadapi kegagalan.
6. Menyeimbangkan jiwa dan raga

Ilmu bela diri akan terpelajari sempurna kala seseorang mampu menghubungkan secara seimbang jiwa dan raganya. Kemampuan mengeluarkan jurus terbaik akan sia-sia tanpa karakter pejuang sesungguhnya. Anak akan memahami bahwa bela diri bukanlah untuk menyakiti atau solusi untuk setiap konflik. Di balik ilmu bela diri, ada tujuan mulia untuk mendatangkan kedamaian dan meletakkan dasar-dasar kebenaran kala menjalani lika-liku kehidupan.
7. Menemukan kepercayaan diri dan keyakinan

Seorang yang lemah akan menjadi kuat saat ia yakin akan kekuatannya sendiri. Petuah ini yang kerap ditanamkan dalam setiap latihan bela diri. Banyak anak yang merasakan tumbuhnya keyakinan akan diri mereka sendiri selepas mempelajari ilmu bela diri. Timbulnya penghargaan akan diri, membuat anak tidak mudah frustrasi saat menghadapi masalah. Mereka juga akan terhindar dari arus pergaulan yang negatif karena ia selalu bulat untuk berkata "tidak" untuk setiap hal yang tidak sejalan dengan hati nurani dan aturan yang berlaku.
8. Motorik lebih kuat.

Gerakan memukul, menendang, merunduk, melompat, menghindar, berputar, berlatih keseimbangan, dan lainnya kerap diterapkan saat berlatih bela diri. Belum lagi dengan gerakan-gerakan pemanasan atau gerakan untuk menguatkan otot-otot, seperti berlari, sit up, push up, berjalan jongkok, dan lainnya. Semua gerakan tersebut melatih motorik anak menjadi lebih kuat, cekatan, cepat dan tangkas.
9. Lebih bugar dan sehat.

Tubuh yang secara teratur diajak berolahraga secara otomatis akan meningkatkan kebugarannya, karena otot-otot terlatih untuk bergerak, tidak kaku, dan tidak mudah keseleo atau terkilir. Dengan begitu, sistem metabolisme tubuhpun bekerja lebih baik yang membuat daya tahan tubuh meningkat, sehingga anak tidak mudah sakit. Jadi, tubuhnya akan kembali sehat.
10. Melatih keberanian.

Anak harus menghadapi segala sesuatu dengan segenap kemampuannya, berani berkata jujur dan benar, bertindak benar, berani berinisiatif, berani menolong orang, berani mempertahankan haknya, dan sebagainya. Pasalnya berlatih beladiri bukan saja melatih jurus-jurus tetapi juga mentalnya. Sebelum atau setelah latihan, para pelatih biasanya mengajak siswanya berbincang mengenai apa yang harus siswa lakukan di luar tempat latihan, menotivasi mereka untuk berlaku benar sebagai wujud dari sikap ksatria.
11. Melepas energi negatif.

Pada dasarnya anak memiliki energi negatif. Mungkin karena ia menyimpan kekesalan, kemarahan, kekecewaan, dan lainnya. Energi negatif ini perlu penyaluran yang tepat. Nah, berlatih bela diri adalah salah satu cara mengeluarkan energi negatifnya dengan cara positif. Ia bisa memukul bantalan karet, berguling di atas matras, melompat, berteriak, berlari, dan lainnya. Jika emosi negatifnya tersalurkan dengan baik, maka secara emosi anak akan merasa lebih nyaman dan emosinya pun bisa lebih stabil.
12. Meningkatkan kedisiplinan dan komitmen

Setiap olahraga bela diri memiliki aturan masing-masing. Salah satunya adalah anak harus disiplin. Ia harus datang tepat waktu, mengikuti instruksi pelatih, harus memakai seragam, tidak boleh bermain-main, harus bekerja sama dengan siswa, saling menghormati, tidak boleh menggunakan kemampuan dengan sembarangan, menolong sesama, dan sebagainya. Latihan seperti ini akan menguatkan serta meningkatkan kedisiplinan dan komitmen anak. Tak mustahil anak juga akan menerapkan disiplin dan komitmen pada hal lain, seperti mengerjakan tugas sekolah, belajar di rumah, datang tepat waktu ke sekolah, menghormati teman, dan lainnya.
13. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi.

Di tempat latihan bela diri anak akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang: ada pelatih, siswa lain, pengurus, bahkan mungkin orangtua dari teman. Dengan begitu interaksi anak jadi lebih terbuka sehingga ia bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasinya. Beberapa anak mungkin malu-malu, tugas kita lah membangun keberaniannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik.

0 komentar:

Posting Komentar