Selasa, 10 September 2019

Guru vs Murid

Kasus pengeroyokan guru oleh dua orangtua murid dalam kelas ketika mengajar memberi kita satu pelajaran
Betapa orangtua murid jaman now sangat senang mencampuri wilayah yang bukan miliknya. Saya haqqul Yaqin, sang anak pasti otaknya tumpul dan akhlaqnya buruk, dan tak akan pernah berprestasi di bidang ilmu yang diajarkan guru tersebut. Tidak berkah ilmunya karena tidak ta'zhim pada gurunya sebagai sumber ilmu yang dipelajarinya, boleh percaya boleh tidak.
Jadi, bapak, ibu, jika anaknya hari ini tidak juga berprestasi dalam olahraga yang digelutinya meski sudah pindah-pindah bermacam guru ataupun beragam klub, padahal anaknya sehat, kuat dan atletis, maka tanyakan kembali, bagaimana adab dan penghormatan pada guru anak-anaknya.
Jika ibu, bapak masih nyinyir, masih suuzhan pada pelatih anaknya, Berkata manis di depan gurunya sementara lain waktu menjelekkan pelatih anaknya di hadapan orang lain, saya bisa pastikan ilmunya tak akan berkah dan tak sampai kemanapun cita-citanya.
"Oooh ngga tuh, anak saya juara terus dimana-mana"
"Ah kata siapa, anak saya masuk pelatda, anak saya di pelatnas, meski pelatih klubya saya tidak suka"
Bu, pak, ingat, lawannya nikmat ada laknat...
Lawannya Rahmat ada istidraj...
Karena berkah bukan pada ukuran banyaknya medali, tapi sikap dan akhlaq anak-anaknya.
Yakinkah prestasinya adalah Rahmat, bukan laknat?
Yakinkah juaranya adalah nikmat bukan istidraj?

Sebagai muslim, layaknya kita mempunyai adab yang tinggi terhadap guru, seperti berikut di bawah ini
Beberapa kitab yang bisa dijadikan acuan untuk mengetahui adab murid terhadap guru adalah kitab Ta’lim Muta’alim karya Sheikh Az-Zarnuji.
Dalam kitab beliau  Ta’lim Muta’alim diterangkan adab murid terhadap guru adalah :


a. Seorang murid tidak berjalan di depan gurunya
b. Tidak duduk di tempat gurunya
c. Tidak memulai bicara padanya kecuali dengan izin guru
d. Tidak berbicara di hadapan guru
e. Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek atau bosan
f. Harus menjaga waktu, jangan mengetuk pintunya, tapi menunggu sampai guru keluar
g. Seorang murid harus kerelaan hati guru, harus menjauhi hal-hal yang menyebabkan guru marah, mematuhi perintahnya asal tidak bertentanangan dengan agama
h. Termasuk menghormati guru adalah juga dengan menghormati putra-putra guru, dan sanak kerabat guru
i. Jangan menyakiti hati seorang guru karena ilmu yang dipelajarinya akan tidak berkah
Menurut Syeikh Ahmad Nawawi, adab murid terhadap guru antara lain :

a.  harus taat kepada guru terhadap apa yang diperintahkan didalam perkara yang halal.
b. Murid harus menghormati guruc. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru, karena perilaku itu bisa membuat guru senangd. Ketika murid bertemu guru di tepi jalan, hendaklah murid menghormati guru dengan berdiri dan berhentie. Murid hendaknya menyiapkan tempat duduk guru sebelum guru datangf. Ketika duduk di hadapan guru harus sopan seperti ketika sedang sholat yaitu dengan menundukkan kepalag. Murid harus memperhatikan penjelasan guruh. Murid jangan bertanya ketika guru sedang lelahi. Ketika duduk dalam suatu majelis pelajaran, murid hendaklah tidak menolah-noleh ke belakangj. Murid jangan bertanya kepada guru tentang ilmu yang bukan di bidangnya atau bukan ahlinyak. Murid harus memperhatikan penjelasan guru dan mencatatnya untuk mengikat ilmu agar tidak mudah hilangl. Murid harus berprasangka baik terhadap guru
Semua ini penting diketahui murid, karena jika seorang murid menghormati guru, maka ilmu yang diperoleh bisa manfaat.Seorang penyair berkata: “Sesungguhnya guru dan dokter keduanya tidak akan menasihati kecuali bila dimuliakan. Maka rasakan penyakitmu jika tidak menuruti dokter, dan terimalah kebodohanmu bila kamu membangkang pada guru.”Jadi sangat jelas bahwa menghormati guru itu harus ditanamkan sejak dini kepada murid, agar murid mengetahui adab terhadap guru, sehingga dalam menuntut ilmu para murid diberi kemudahan untuk memahami berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar