Rabu, 27 Desember 2017

Beladiri, antar filosofi dan prestasi

Hasil gambar untuk martial arts
Beladiri, antara Filosofi dan Prestasi

Hari ini, kita lihat kebanyakan sanggar beladiri yang tumbuh adalah sanggar beladiri yang sejak awal pembentukannya adalah mengejar prestise dan prestasi. Demi gengsi dan medali, mayoritas pelatih, atlet bahkan orangtua berlomba-lomba menekankan pentingnya menjadi juara dan mengoleksi puluhan piala.
Tidak ada yang salah sebenarnya dalam hal ini. Tapi yang patut dipahami dan disadari oleh semua pihak yang saya sebut di atas, jika dalam latihan nilai-nilai yang ditanamkan berat sebelah dan hanya menekankan pentingnya prestasi, medali, juara dan piala, sesungguhnya perlahan-lahan kita telah mencederai nilai-nilai filosofis tinggi yang sejak awal ditanamkan dalam beladiri.
Coba tengok sejarah perkembangan beladiri, lihat profil-profil master pendiri beladiri, mayoritas dari mereka adalah para filsuf dan orang bijak pada jamannya. Banyak kata-kata dan kutipan mereka yang menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Bahkan ada kutipan yang sangat saya ingat yaitu "Kita belajar beladiri untuk jadi orang baik" dan "Jika kita jadi orang baik maka kita tak perlu beladiri"
Kutipan lain yang tak kalah banyaknya semua senada dan sepakat bahwa pembentukan karakter jauh lebih utama daripada kemenangan dalam arena kejuaraan. Bahkan ada beladiri yang saking filosofisnya, mengharamkan diadakannya pertandingan.
Hal utama yang ingin saya bahas adalah, jika kita sebagai pelatih melulu dan hanya menekankan pentingnya sebuah gelar juara, secara tidak langsung telah mendiskreditkan beladiri itu sendiri. Konflik-konflik yang terjadi dalam tubuh organisasi beladiri belakangan ini dikarenakan kentalnya penanaman nilai-nilai "menyimpang" ini. Karena melulu harus juara, karena melulu harus pertama, tidak sudi jadi yang kedua, secara tidak langsung tertanam dalam jiwa praktisinya bahwa "mengalah adalah sebuah kekalahan"
Karena harus dan dituntut juara, tidak ada satupun yang sanggup dan ikhlas mengalah demi kebaikan bersama. Pelatih konflik dengan atletnya, karena sang atlet tak mampu melaksanakan perintah sesuai program dan arahan sang pelatih. Atlet marah pada pelatihnya karena dianggap tak mampu memberikan yang terbaik bagi perkembangan diri dan teknik bertandingnya. Lucunya lagi, orangtua yang tak paham tatacara melatih ikut campur karena tidak puas dengan cara melatih sang pelatih atau karena anaknya tak pernah menang kejuaraan.
Melihat ini, apakah kita tidak mampu untuk sejenak "pause" dari hingar bingar kejuaraan dan gengsi mendapat predikat pelatih top atau sebutan sebagai atlet handal? Kembali kita renungkan bersama untuk apa kita berlatih? Untuk apa kita melatih? Dan untuk apa orangtua menitipkan anaknya di sanggar beladiri?
Juara bukanlah segalanya jika anak kita, atlet asuhan kita tidak punya akhlaq yang mulia. Punya banyak medali dan tangguh dalam pertandingan tapi tak mampu melawan ketika ada kejahatan yang menimpa dirinya atau orang disekitarnya. Dan ingat, kita sering dengar pelatih yang kecewa jika ditinggal atlet hasil binaannya setelah sekian tahun dilatih kemudian pergi melupakan sanggar awal tempatnya berlatih. Semua awalnya adalah "filosofi yang salah" dalam melatih beladiri.
Tulisan ini adalah otokritik. Kembalikan beladiri satu paket dengan filosofinya.! Dan gantilah sebutan "atlet" dengan "siswa didik". Mampukah kita? Bismillah, semoga paham.

2 komentar:

  1. Bagi anda yang hobby bermain judi online seperti :
    Bandar Ceme, Ceme Keliling, Capsa Susun, Domino, Bandar Poker dan Live Poker.
    Mari segera bergabung bersama kami di www,s1288poker,com
    Kami agen penyediaan jasa judi online terbaik dan terpercaya.
    (WA : 08122221680)

    BalasHapus
  2. 3D titanium stud earrings (fits - iTanium Arts
    3D titanium nipple bars titanium stud earrings are made from traditional titanium white paint ceramic titanium belly ring wood. They are made with aluminum oxide core material, which can help to control the Material: CeramicGraph: 3D titaniumMaterial: titanium auto sales CeramicPieces: 1.0 titanium headers

    BalasHapus