Bismillah.
Turut bangga dan senang melihat pencapaiannya hingga sejauh ini, dengan memperoleh peringkat 8 Nasional berarti telah lolos dan mendapatkan tiket menuju PON 2016 di Bandung bulan September yang akan datang.
Setelah dua hari yang lalu saya tulis tentang hasil dan perolehan medali Tim Poomsae Demos M.A.S yang membela Provinsi Bali, hari ini akan saya tulis tentang murid-murid binaan DEMOS M.A.S yang lain, yang berada dan membela provinsi selain Bali.
Berikut yang pertama :
Berikut yang pertama :
Foto di atas adalah foto saya bersama Tim Poomsae Beregu Putri dari Provinsi Banten. Di sebelah kanan saya adalah Taekwondoin dari Pandeglang, yaitu Genna Upshari Mugnijuniar. Yang merupakan anak didik sabum nim Fiva Zabreno, Sekum T.I Banten. Sementara dua yang lainnya adalah Regita Adistia Ina Rahma Pramesti yang merupakan siswa binaan DEMOS M.A.S sejak sabuk putih hingga saat ini.
Regita saat ini adalah siswa kelas 3 SMA di Serang, di mana ia berlatih sejak SMP di PPLP Banten, masuk dan lolos penjaringan siswa berprestasi lewat poomsae, yang merupakan spesialisasi DEMOS M.A.S. Sementara Ina Rahma Pramesti yang merupakan anak kandung sabum nim Sri Budoyo, wasit internasional dan salah satu senior di Banten yang cukup di segani, kini duduk di bangku SMA kela 1 di SMAN 4 Tangerang yang merupakan atlet Poomsae kebanggaan T.I Kota Tangerang.
Meskipun kemarin kami menjadi lawan, tapi kekeluargaan dan kebersamaan serta sikap khidmat dan hormat mereka kepada pelatih patut diacyngi jempol. Saat malam hari mereka mengirim pesan ke bbm saya mengucapkan terimakasih dan mengutarakan bahwa mereka tetaplah murid DEMOS M.A.S sampai kapan pun. Sikap yang patut dijadikan contoh oleh para seniornya yang hanya karena masalah kecil lalu menjadikan berselisih paham dan saling memfitnah satu sama lain.
Regita saat ini adalah siswa kelas 3 SMA di Serang, di mana ia berlatih sejak SMP di PPLP Banten, masuk dan lolos penjaringan siswa berprestasi lewat poomsae, yang merupakan spesialisasi DEMOS M.A.S. Sementara Ina Rahma Pramesti yang merupakan anak kandung sabum nim Sri Budoyo, wasit internasional dan salah satu senior di Banten yang cukup di segani, kini duduk di bangku SMA kela 1 di SMAN 4 Tangerang yang merupakan atlet Poomsae kebanggaan T.I Kota Tangerang.
Meskipun kemarin kami menjadi lawan, tapi kekeluargaan dan kebersamaan serta sikap khidmat dan hormat mereka kepada pelatih patut diacyngi jempol. Saat malam hari mereka mengirim pesan ke bbm saya mengucapkan terimakasih dan mengutarakan bahwa mereka tetaplah murid DEMOS M.A.S sampai kapan pun. Sikap yang patut dijadikan contoh oleh para seniornya yang hanya karena masalah kecil lalu menjadikan berselisih paham dan saling memfitnah satu sama lain.
Foto di atas adalah saya bersama murid binaan yang kini membela Provinsi Yogyakarta, yang turun di nomer poomsae beregu putri, yaitu Avicenia Adisha. Meskipun bukan murid sejak sabuk putih, lebih tepatnya saya kenal dengan Avi sejak kelas 1 SMP di SMPN 2 Tangerang dengan status pindahan dari klub lain dengan menyandang sabuk biru. Tetapi kedekatan saya dengan Avi sudah seperti keluarga, karena setiap kali saya pergi ke Jogja pasti menginap di rumahnya dan walau sebentar pasti menyempatkan diri untuk latihan di sana.
Turut bangga dan senang melihat pencapaiannya hingga sejauh ini, dengan memperoleh peringkat 8 Nasional berarti telah lolos dan mendapatkan tiket menuju PON 2016 di Bandung bulan September yang akan datang.
Terakhir, foto di atas adalah saya bersama sabum Stella Maria yang merupakan anggota aktif Klub Bulungan, salah satu klub Taekwondo yang cukup besar dan disegani di DKI. Saya kenal Stella sejak dua tahun lalu, beliau salah satu murid yang saya sendiri banyak belajar dari sikap dan kegigihannya. Meskipun jarak antara dojang saya dengan rumahnya cukup jauh, puluhan kilometer, tetapi tidak menyurutkan langkahnya untuk belajar poomsae pada saya.
Melihat kegigihannya, saya seperti melihat diri sendiri ketika pertama kali belajar poomsae di saat orang lain tidak ada yang menoleh dan enggan mempelajarinya. Saat itu saya melihat peluang dan sangat yakin, jika suatu saat poomsae dapat diandalkan menjadi ladang medali emas dan ladang prestasi yang membanggakan, Dan alhamdulillah, saat ini, berkat ridho Allah swt dan diiringi kerja keras, DEMOS M.A.S mampu menjadi barometer poomsae tanah air dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan poomsae di Indonesia.
Terakhir, pesan saya, pandai-pandailah dalam melihat peluang dan bekerja keraslah dalam mengasah kemampuan. Apapun yang kita pilih, maka jadilah yang terbaik dalam pilihan tersebut. Jangan tanggung-tanggung dan jangan takut maju ke depan sendirian. Karena semua pejuang besar memulai perjuangannya dalam sepi, dalam kesendirian, hingga akhirnya diakui oleh manusia lainnya.
Meskipun pilihan saya saat itu dianggap aneh dengan memposisikan diri dan klub saya sebagai klub dan pelatih spesialisasi poomsae, saya jalan terus karena melihat dan meyakini peluang yang ada di depan. Prinsipnya adalah, jika bisa beda, kenapa harus sama? Yakinilah, karena semua kita diciptakan unik dan berbeda, tidak ada satupun yang identik 100% sama. Maka, jadilah berbeda dari yang lainnya.
Jadilah yang janggal
Jadilah yang aneh
Jadilah yang kikuk
Jadilah yang sedikit
Jadilah yang berani
Jadilah pemberontak
Jadilah berbeda
Karena biasanya pemberontak yang aneh, manusia yang berani dan jangal serta mereka yang sedikit kikuk mempunyai hati yang bersih dan visi yang jelas.
Jika bisa beda, buat apa sama?
Melihat kegigihannya, saya seperti melihat diri sendiri ketika pertama kali belajar poomsae di saat orang lain tidak ada yang menoleh dan enggan mempelajarinya. Saat itu saya melihat peluang dan sangat yakin, jika suatu saat poomsae dapat diandalkan menjadi ladang medali emas dan ladang prestasi yang membanggakan, Dan alhamdulillah, saat ini, berkat ridho Allah swt dan diiringi kerja keras, DEMOS M.A.S mampu menjadi barometer poomsae tanah air dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan poomsae di Indonesia.
Terakhir, pesan saya, pandai-pandailah dalam melihat peluang dan bekerja keraslah dalam mengasah kemampuan. Apapun yang kita pilih, maka jadilah yang terbaik dalam pilihan tersebut. Jangan tanggung-tanggung dan jangan takut maju ke depan sendirian. Karena semua pejuang besar memulai perjuangannya dalam sepi, dalam kesendirian, hingga akhirnya diakui oleh manusia lainnya.
Meskipun pilihan saya saat itu dianggap aneh dengan memposisikan diri dan klub saya sebagai klub dan pelatih spesialisasi poomsae, saya jalan terus karena melihat dan meyakini peluang yang ada di depan. Prinsipnya adalah, jika bisa beda, kenapa harus sama? Yakinilah, karena semua kita diciptakan unik dan berbeda, tidak ada satupun yang identik 100% sama. Maka, jadilah berbeda dari yang lainnya.
Jadilah yang janggal
Jadilah yang aneh
Jadilah yang kikuk
Jadilah yang sedikit
Jadilah yang berani
Jadilah pemberontak
Jadilah berbeda
Karena biasanya pemberontak yang aneh, manusia yang berani dan jangal serta mereka yang sedikit kikuk mempunyai hati yang bersih dan visi yang jelas.
Jika bisa beda, buat apa sama?
Want to know more about us?
Please contact 085710100054
Please contact 085710100054
DEMOS MARTIAL ARTS SCHOOL
Klub beladiri Taekwondo dan Hapkido TERBAIK di Tangerang, Banten dengan banyak torehan prestasi yang membanggakan dari skala daerah hingga skala daerah hingga dunia
Klub beladiri Taekwondo dan Hapkido TERBAIK di Tangerang, Banten dengan banyak torehan prestasi yang membanggakan dari skala daerah hingga skala daerah hingga dunia
Tempat latihan :
BALEKOTA MARTIAL ARTS CLASS
Mal Balekota lantai 2 Foodcourt Balerasa
jalan Jend Sudirman no 7 km 10 Sukarasa Tangerang 15119
Jadwal : Rabu-jumat-minggu jam 4 sore untuk anak2 dan remaja, jam 7 malam untuk mahasiswa dan dewasa
Info lengkap
085710100054
081310499051
demos_academy.blogspot.com
BALEKOTA MARTIAL ARTS CLASS
Mal Balekota lantai 2 Foodcourt Balerasa
jalan Jend Sudirman no 7 km 10 Sukarasa Tangerang 15119
Jadwal : Rabu-jumat-minggu jam 4 sore untuk anak2 dan remaja, jam 7 malam untuk mahasiswa dan dewasa
Info lengkap
085710100054
081310499051
demos_academy.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar